Kesalahan suatu kesimpulan subyektif dipaparkan dengan jelas dalam kisah bagaimana beberapa orang buta meraba gajah. Dari cerita tersebut kesimpulan subyektif disebut juga sebagai kesimpulan parsial, didasari dari pemikiran parsial sehingga tidak bisa menggambarkan wujud gajah yang sebenarnya.
Untuk mengantisipasi kesalahan tersebut maka diajukan suatu pendekatan obyektif. Sudut pandang yang dibangun berdasarkan data-data yang diperoleh dari obyek yang diamati. Karena kenyataanya data-data obyek juga parsial, maka perlu kajian yang menyeluruh (komprehensif). Yaitu mencoba merangkai data-data obyek yang parsial tersebut untuk mendapatkan informasi yang utuh agar kesimpulan yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan. Sampai tahap ini mungkin sudah memuaskan banyak pihak.
Jelasnya, pendekatan obyektif-komprehensif diatas sudah cukup untuk dipakai menggambarkan wujud gajah yang sebenarnya. Dalam hal ini wujud gajah merupakan sesuatu yang unik (berdiri sendiri) . Tapi bagaimana bila yang kita amati adalah perilaku gajah? Kenyataanya perilaku bukan merupakan suatu hal yang berdiri sendiri, banyak faktor yang mempengaruhinya. Lantas bagaimana pula bila ternyata faktor-faktor tersebut juga dipengaruhi oleh faktor lain? Sampai tahap ini permasalahan menjadi rumit, timbul permasalahan baru, obyek yang diamati menjadi semakin luas.
Kasus diatas baru mengenai perilaku gajah, bagaimana bila obyek yang diamati adalah perilaku manusia?
by Medo